Slawi, 2 Desember 2025 – Di bawah kepemimpinan Kalapas Edi Kuhen, Lapas Kelas IIB Slawi terus menghadirkan inovasi pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Salah satu program unggulan yang saat ini dijalankan adalah pembinaan kemandirian kerajinan sarung goyor, produk khas Tegal yang memiliki nilai budaya tinggi sekaligus peluang ekonomi yang menjanjikan.
Pada kesempatan yang sama, Lapas Slawi menerima kunjungan penting dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi, Kakanwil Ditjenpas Mardi Santoso, serta para Kepala UPT se - Karesidenan Pekalongan. Kunjungan tersebut dilakukan untuk meninjau secara langsung pelaksanaan program pembinaan kerja yang ada di Lapas Slawi.
Dalam peninjauan itu, rombongan melihat proses pembuatan sarung goyor yang dikerjakan oleh WBP. Kalapas Kelas II B Slawi Edi Kuhen menjelaskan setiap tahapan pembinaan, mulai dari pemintalan benang, pewarnaan, hingga proses menenun yang menghasilkan sarung goyor dengan kualitas khas Tegal. Edi Kuhen menegaskan bahwa program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga membangun jiwa wirausaha bagi para peserta.
Dirjenpas Mashudi menyampaikan apresiasi atas upaya Lapas Slawi dalam mengangkat potensi kearifan lokal sebagai media pembinaan kemandirian. Menurutnya, pelatihan seperti ini sangat penting untuk mempersiapkan WBP kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan produktif.
Kakanwil Ditjenpas Mardi Santoso dan para Ka UPT se-Karesidenan Pekalongan turut mengapresiasi keseriusan Lapas Slawi dalam mendorong pembinaan berbasis ekonomi kreatif.
Di bawah arahan Kalapas Edi Kuhen, Lapas Slawi berkomitmen terus mengembangkan program pembinaan yang kreatif, adaptif, dan berorientasi pemberdayaan. Program kerajinan sarung goyor menjadi salah satu bukti nyata bahwa pembinaan WBP dapat selaras dengan budaya lokal sekaligus membuka jalan menuju kemandirian setelah bebas.
